Assalamualaikum Wr Wb
Teman-teman yang dirahmati oleh Allah, kali ini saya akan mengeshare tentang ilmuan islam yang melambungkan nama islam dengan menemukan rumus matematika yang kita sebut sekarang dengan aljabar. Di bawah ini adalah biodata dan sepak terjang beliau. Masih ada banyak lagi artikel-artikel yang akan saya share tentang sepak terjang beliau dalam dunia ilmu pengetahuan, jadi terus kunjungi blog ku karena blog ini mengeshare ilmu bukan mengeshare sara.
Al-Khawarizmi yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibn
Musa Al-Khawarizmi adalah salah seorang matematikawan muslim yang sering
dikaitkan dengan tempat kelahirannya, khawarizmi. Pada masa itu Khawarizmi
merupakan pusat penelitian asia yang terkenal dan selalu dikenang. Penulis
sejarah matematika kenamaan, George Sarton mengungkapkan bahwa Al-Khawarizmi
adalah salah satu ilmuwan muslim terbesar dan terbaik pada masanya. Sarton
menyatakan juga bahwa periode antara abad keempat sampai kelima sebagai “Zaman Al-Khawarizmi” karena ia adalah ahIi matematika terbesar pada masanya.
Namun menurut sumber yang lain,
Al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9 M. Ia lahir di
Khawarizm, Uzbekistan pada tahun 194 H/780 M dan meninggal pada tahun 266 H/850
M di Bagdad. Dalam usia mudanya, pada masa khalifah Al-Ma’mun, ia bekerja di
bait Al-Hikmah di Bagdad. Di sana ia bekerja dalam sebuah observatory tempat ia
menekuni studi matematika dan astronomi. Di sana, ia juga dipercaya untuk
memimpin perpustakaan sang khalifah.
Di
Barat, terutama di Eropa, Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algoarismi atau Algoarism. Nama Algorism, pada abad-abad pertengahan, kemudian
dipakai orang-orang barat dalam arti kata-kata aritmatika(Ilmu Hitung). Dengan
menggunakan angka-angka Arab. Di Perancis, nama Algorism juga muncul sebagai Augrym atau Augirsm, sedang di Inggris digunakan kta Augrym dan Augrim. Di
Spanyol ia mengalami sedikit perubahan menjadi Alguariame. Demikian seterusnya,
sehingga nama Al-Khawarizmi akhirnya menjadi sebuah monument dalam sejarah
aljabar yang kini telah berkembang menjadi matematika. Karena yang menemukan
ilmu itu tak lain adalah Al-Khawarizmi sendiri. Algorisme sendiri merupakan
system hitungan nilai menurut tempat, dari kanan ke kiri, puluhan, ratusan,
ribuan, dan seterusnya, begitu pula system decimal(persepuluhan) sebagai umum
pengganti system sexagesimal(perenampuluhan)
yang umum dicapai zaman dulu dalam kebudayaan-kebudayaan Semit.
A.
Riwayat Angka Nol
Pada saat yang hampir bersamaan,
ketika “algebra” sedang
diterjemahkan, John dari Seville membuat sebuah versi bahasa Latin terkenal
yang merupakan penyesuaian dari karyanya sendiri atau karya beberapa penulis
muslim, yang telah hilang dalam versi bahasa Arab kecuali”Kitab Hisab al-Adab al-Himal”. Karya John dari Seville itu berjudul
“Libe Algorisme de Pratica arismetrice”.
“Nol itu bukanlah sebuah tanda tapi sebuah
ruang kosong”. Ini merupakan sebuah ide yang didapatkan jauh lebih awal
dalam “mafatih al-Ulum” atau “Keys of the Science”. Angka nol atau kosong, dalam bahasa Arab
disebut sifr. Dengan angka ini kita dapat menghitung puluhan, ratusan, ribuan
dan seterusnya. Sebelum angka nol ditemukan atau diciptakan oleh orang islam,
orang menggunakan abacus sempoa semacam daftar yang merupakan jadwal dimana
ditunjukkan satuan puluhan, ratusan dan seterusnya untuk menjaga agar setiap
angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Saying sekali bahwa abacus ini kurang popular di kalangan pemakai. Terbukti
ketika Bhoetius dan Gerbert mencoba memperkenlkannya di Barat pada sekitar abad
ke-10 M. Ternyata kurang mendapat perhatian. Orang malah meninggalkan dan
berganti memakai raqam al-binji penemuan Al-Khawarizmi. Orang islam membawa
angka ini bersama dengan angka nol, yang baru menggunakannya setelah kira-kira
250 tahun dipakai oleh umat islam itu sendiri. Yang mungkin perlu ditelusuri
lebih lanjut adalah mengenai penggunaan titik kecil sebagai pengganti angka nol
yang hingga kini tetap terpakai dalam penulisan angka Arab.
Bentuk
actual angka-angka yang kurang penting untuk operasi-operasi digambarkan dalam
“Liber Algorismi”, namun
operasi-operasi tersebut dilakukan dengan cara 9 atau 10 simbol-simbol yang
secara tidak langsung menyatakan suatu pengetahuan tentang aturan-aturan yang
di uraikan secara terperinci oleh Al-Khawarizmi. Di Spanyol cara ini telah
dikenal sekitar abad ke-10 M. Yang membuktikan adanya suatu cara penulisan
bilangan dengan system posisional dengan dasar 10. Dalam hal bentuk angka-angka
yang digunakan pada waktu itu, sementara masih dilacak terus.
Wassalamualaikum Wr.Wb
1 comments:
Ternyata ilmuwan muslim jauh lebih hebat daripada ilmuwan eropa...Subahanallah :)
EmoticonEmoticon